Pertama Kali Gue Patah Hati
Gue itu disekolah maupun di rumah sama saja, yaitu jarang bergaul. Kalau gue lagi dirumah itu kerjaannya cuma itu-itu saja. Kalau nggak facebook-an ya main game. Bisa dibilang gue itu gamer kurang gizi. Gara-gara itu, peringkat gue dikelas bisa dibilang jelek. Bukan bisa dibilang sih, tapi jelek banget. Tapi untung gue masih bisa naik kelas.
Suatu saat waktu bulan Ramadhan teman sekelas gue ngadain buka bersama atau biasa dibilang bukber. Gue males banget ikut acara kayak gituan, mending gue berbuka dirumah. Bisa makan sepuas gue.
Besoknya, gue waktu facebook-an tiba-tiba ada pesan dari temen perempuan satu kelas yg nggak terlalu akrab dengannya, ngomong aja jarang banget ama dia. Dia bilang,' Hoo, gak ikut bukber.' Dan gue jawab,' males.' seingat gue sih gitu. Sejak saat itu gue mulai sering ngobrol sama dia. Hampir setiap facebook-an gue selalu ngobrol dengannya. Apa mungkin gue terlalu sering, gue mulai ada rasa. Padahal selama ini gue nggak pernah mikir sampai sejauh itu.
Empat bulan berlalu. Gue sekarang melihat dia berubah menjadi orang lain. Gue mrasa asing. Perubahan pertama dimulai dari dia yg nggakk se-asik dulu lagi. Dia nggal mau balas chat gue lagi, paling-paling cuma dilihat. Lalu, gue berfikir, kalau kita akan bosan kalau mlakukan hal yg sama terus-menerus. Selalu, yg baru akan terlihat lebih baik daripada yang lama.
Pikiran tersebut membebaskan gue.
Gue jadi teringat kata-kata raditya dika dalam buku barunya, Koala Kumal. 'Ketertarikan seorang cewek terhadap cowok yg sedang mendekatinya, bisa dilihat dg seberapa cepat dia membalas message yg kita kirim. Kalau dia gk balas-balas message kamu, dia sudah jelas-jelas gak suka. Gak usah nunggu lagi.' Setelah membaca penjelasan tadi, gue mulai berfikir. Mungkin dia nggak suka gue, bahkan mungkin membenci gue. Sakit banget. Karena ini adalah patah hati pertama gue.
Yang jelas, orang setelah mengalami patah hati hebat akan berubah. Kadang, perubahannya mereka jadi gak gampang percaya sama orang. Tapi yang jelas mereka berubah. Kejadian pahit itu memotivasi gue untuk belajar keras. Karena hidup ini tidak hanya memikirkan cinta. Dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan kita mendapatkan ketenangan hati.
Ehm, ya bgitulah kisah hidup gue.... Sekian terima kasih
Salam,
Dr. Muhamad Taufik Asy'ari. SE. MSC. SPONG BOB
Besoknya, gue waktu facebook-an tiba-tiba ada pesan dari temen perempuan satu kelas yg nggak terlalu akrab dengannya, ngomong aja jarang banget ama dia. Dia bilang,' Hoo, gak ikut bukber.' Dan gue jawab,' males.' seingat gue sih gitu. Sejak saat itu gue mulai sering ngobrol sama dia. Hampir setiap facebook-an gue selalu ngobrol dengannya. Apa mungkin gue terlalu sering, gue mulai ada rasa. Padahal selama ini gue nggak pernah mikir sampai sejauh itu.
Empat bulan berlalu. Gue sekarang melihat dia berubah menjadi orang lain. Gue mrasa asing. Perubahan pertama dimulai dari dia yg nggakk se-asik dulu lagi. Dia nggal mau balas chat gue lagi, paling-paling cuma dilihat. Lalu, gue berfikir, kalau kita akan bosan kalau mlakukan hal yg sama terus-menerus. Selalu, yg baru akan terlihat lebih baik daripada yang lama.
Pikiran tersebut membebaskan gue.
Gue jadi teringat kata-kata raditya dika dalam buku barunya, Koala Kumal. 'Ketertarikan seorang cewek terhadap cowok yg sedang mendekatinya, bisa dilihat dg seberapa cepat dia membalas message yg kita kirim. Kalau dia gk balas-balas message kamu, dia sudah jelas-jelas gak suka. Gak usah nunggu lagi.' Setelah membaca penjelasan tadi, gue mulai berfikir. Mungkin dia nggak suka gue, bahkan mungkin membenci gue. Sakit banget. Karena ini adalah patah hati pertama gue.
Yang jelas, orang setelah mengalami patah hati hebat akan berubah. Kadang, perubahannya mereka jadi gak gampang percaya sama orang. Tapi yang jelas mereka berubah. Kejadian pahit itu memotivasi gue untuk belajar keras. Karena hidup ini tidak hanya memikirkan cinta. Dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan kita mendapatkan ketenangan hati.
Ehm, ya bgitulah kisah hidup gue.... Sekian terima kasih
Salam,
Dr. Muhamad Taufik Asy'ari. SE. MSC. SPONG BOB